Serial Ai-Jimai Strange Virus.. love_ukyu! Eps. 19



Kiya bercosplay-ria ala Korra


Kakao merasa sakit kepalanya kambuh kembali. Ia segera meminum obat pereda sakit kepala. Setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur. ‘Aneh sekali. Banyak yang sudah terjadi akhir-akhir ini. Sebelumnya aku hanya memiliki permasalahan dengan Kiya. Sekarang malah bermasalah dengan Aoi. Bahkan aku baru saja membuat seorang gadis menangis. Seorang gadis aneh yang dengan mudah memasuki kehidupanku. Gadis aneh yang terus saja berputar dipikiranku. Aku tidak mampu mengenyahkan segala permasalahan yang menimpaku akhir-akhir ini. Arrgh.. cukup sudah! Kepalaku bertambah pusing memikirkannya!’

‘Ting! Tong!’ terdengar suara bel di rumahnya.


‘God! Kenapa seseorang tidak pernah membiarkanku sendirian!’ Kakao segera bangkit dan berjalan ke arah pintu depan dengan langkah gontai. Baru saja dia membuka pintu, namun segera ditutupnya kembali. Dia mengucek-ucek matanya. Barangkali ia masih bermimpi di atas kasur. Kakao memutuskan untuk membuka pintunya lagi. Terlihat Aoi, Taro, Mitea, Konami, Eay sedang berdiri dihadapannya dengan wajah berseri-seri. Kehadiran seorang gadis di sebelah Aoi membuatnya sedikit gugup. Wajah gadis itu tampak muram, tidak seperti biasanya.

“Onii-chan! Satu minggu lagi ujian sudah dimulai. Mohon ajarkan kami prediksi soal-soal yang akan keluar pada ujian nanti. Dalam ‘minggu tenang’ ini kami akan benar-benar berusaha!”

“Mohon bantuannya, sensei!” mereka berenam membungkukkan badan secara serentak. Kakao menahan nafas beberapa saat. ‘Bagaimana bisa mereka memiliki kemauan belajar secara tiba-tiba?’

“Aoi, pasti kamu kan yang merencanakan hal ini?”

“What? No! Sebenarnya memang aku yang mengajak mereka. Akan tetapi tiap-tiap dari mereka juga memiliki keinginan untuk lulus.”


Konami maju selangkah.

“Terutama saya, sensei. Kemarin saya tidak lolos di universitas Keio, universitas yang saya inginkan. Semenjak itu saya merasa putus asa. Namun setelah melihat cara sensei mengajar kami, membuatku memiliki keinginan kembali untuk bangkit. Sensei, saya yakin kalau sensei pasti akan memberikan yang terbaik untuk kami. Saya memiliki kepercayaan diri kembali dalam menghadapi ujian sekolah nanti.”


Glek! Kakao menelan ludah sesaat. Dia mampu melihat api semangat yang membara di bola mata Konami. Begitu pula dengan siswa-siswinya yang lain.

“Okay. Tapi ada dua syarat yang harus kalian penuhi!”

“Apa itu, sensei?” sahut Taro dengan wajah penuh tanya. Kakao berdehem sebentar.

“Jangan pernah mengeluh dan jangan pernah menyerah. Kalau kalian melakukan kedua hal itu. Silahkan angkat kaki dari rumah ini, mengerti?!”

“Mengerti sensei!” seru mereka secara bersamaan. Tiba-tiba saja Kakao mendengar adiknya terkekeh.

“Kenapa kamu tertawa seperti itu?”

“Onii-chan kira kita akan belajar di rumah ini? No! Aku sudah merencanakan kelompok belajar ini sebaik mungkin!”


Kakao mengerutkan kening dengan bingung. Namun setelah melihat senyuman misterius dari wajah Aoi, jantung Kakao seakan-akan berhenti berdetak selama beberapa detik.

"Aoi, jangan bilang..,”


***

Kakao tidak mempedulikan adiknya yang sedari tadi mengajaknya mengobrol. Dia hanya terpaku menikmati pemandangan  di depannya. Lama-lama dia tidak tahan mendengar adiknya yang sedari tadi ceriwis disampingnya. Kakao langsung membalikkan tubuhnya ke samping dan menutup mulut adiknya. Aoi mulai berhenti berbicara.

“Aku tahu sekarang kenapa kalian membawaku pergi menuju jalur utama Tokaido Shinkansen*! Kamu ingin aku mengajar kalian di rumah itu, iya kan?!”

“Rumah itu? ‘Rumah itu’ juga rumah kakak.”

“Huh.”


Setelah mereka turun dari kereta, Kakao berjalan duluan. Seakan-akan memisahkan diri dari murid-muridnya. Konami mengerucutkan bibirnya.

“Masa seorang guru tidak ada rasa tanggung jawab untuk melindungi murid-muridnya, huh!”

“Tetapi bagaimanapun juga, itulah sensei kita! Aku malah senang karena sensei tidak pernah bermuka dua maupun dibuat-buat dihadapan kita. Beliau selalu bersikap apa adanya terhadap kita kan. Iya kan, Ai-chan?” Eay meminta pendapat Ai Jimai. Yang ditanya malah memandang lurus punggung Kakao yang berada selangkah di depan. Mitea menyenggol lengan Eay dan menyuruhnya untuk diam.


Aoi berjalan mendahului mereka dan merangkul kakaknya yang memperlihatkan wajah ketusnya. Tak lama kemudian, Taro tampak tertarik melihat seorang gadis berpakaian cosplay sedang mengangkat kertas berukuran A3 yang bertuliskan ‘SELAMAT DATANG KAK KAKAO DAN KAK AOI’ dari kejauhan.

“Eh, Konami! Coba lihat cewek yang memakai cosplay itu!”

“Hmm, ya.Dia tampak seperti Korra dari Avatar, the legend of Aang.”

“Bukan! Maksudku lihat kertas yang dibawanya! Nama yang ada di tulisan itu kok nggak asing ya?”

“Kak Kakao! Kak Aoi!!!” seruan gadis bercosplay itu membuat mereka setengah terkejut. Terlebih lagi saat gadis itu berlari menghampiri mereka dan menghambur ke dalam pelukan Kakao. Sontak hal itu membuat Ai Jimai terkejut berlipat ganda.

“Onii-chan! Aku sangat merindukanmu!!!” Kakao tampak kaku menanggapinya.

“Oh, jadi gitu. Kamu tidak merindukanku sama sekali nih?!” Aoi berkacak pinggang dihadapannya. Gadis itu tersenyum lebar dan giliran menghambur ke dalam pelukan Aoi. Keduanya berpelukan sambil meloncat-loncat kegirangan.

Who is she?” pertanyaan Taro membuat Aoi tersadar.

“Oh iya, perkenalkan she is my little sister.”

“Moshi-mohi. Perkenalkan nama saya Hayatemizaki Kiya,” gadis itu membungkukkan badannya. Taro tampak terpana saat melihat senyuman Kiya.

“Dia memiliki senyuman yang manis,” bisiknya gemas di dekat telinga Konami. Sementara Konami merasa risih, tidak menanggapinya sama sekali.

“Oh ya, Otousan sudah menunggu di dalam mobil,” mereka pun berjalan mengikuti petunjuk Kiya. Setelah sampai di tempat parkir, Kakao menahan nafasnya sesaat setelah melihat sosok ayahnya dari kejauhan.

Kakao menghentikan langkahnya dan tertinggal dengan yang lain. Pandangannya terus mengarah kepada seorang lelaki beruban yang kini tampak berjabat tangan dengan murid-muridnya. Aoi menoleh ke kanan-kiri seakan-akan sedang mencari sesuatu. Lalu dia membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangan ke arah Kakao yang masih terdiam. Kakao langsung berjalan tegap menghampiri mereka. Ayahnya tidak banyak bicara ketika Kakao membungkukkan badannya. Beliau hanya berkata, “Hmm. Selamat datang kembali, anakku.”

“Sambutan yang mengharukan,” ucap Kiya dengan mata berkaca-kaca.

Aoi menganggukkan kepala sambil tersenyum melihat pertemuan dua orang yang disayanginya itu.

~to be continued

*Tokaido Shinkasen ( Jalur utama Tokyo-Shin-Osaka)  

0 komentar: