Haruno dan Bugyamu Season II (Love Begin!) Eps. 6



 
Bugyamu

Bugyamu sedang menyiram berbagai bunga yang ditanam di taman sekolah. Dia melakukannya dengan tergesa-gesa. Pasalnya dua puluh menit lagi, bel masuk akan segera berbunyi. Setelah selesai menyiram, Bugyamu baru menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya dibelakangnya. Dia pun tersentak saat mengetahui kehadiran orang tersebut.



“Airin-chan?”



Gadis itu berjalan mendekati Bugyamu. Dia menyentuh bunga mawar yang terlihat segar karena habis disiram. Airin menyentuh mawar tersebut dengan lembut. Lantas ia menghirup bau dari mawar itu sembari menutup mata.



“Mawar selalu terlihat cantik dimataku. Tetapi siapa sangka, jika mawar juga penuh duri yang mampu menyayatku ketika menyentuhnya,” Airin membuka mata kembali dan menatap Bugyamu dengan kerutan senyum yang tidak biasa. Bugyamu menyadari hal itu. Dia tidak pernah melihat ekspresi lain seperti yang ditunjukkan oleh Airin sekarang. “Seperti itulah sesuatu yang terjadi padaku saat ini. Ada kalanya aku melihatmu penuh cinta. Namun Nishikawa-kun tidak pernah menyadari hal itu sepenuhnya. Lantas mengapa kau membalas perasaanku ini dengan penuh duri?”

Bugyamu mengernyitkan dahi, tidak mengerti. Airin berdiri tegak dihadapannya.


“Maka aku hanya bisa membalas Nishikawa-kun dengan ini.”



“Airin-chan?



Airin tersenyum penuh arti.



“Akulah yang menyebarkan rahasia Nishikawa-kun di seluruh penjuru sekolah. Bagaimana Nishikawa-kun? Bagaimana rasanya tidak lagi dipandang penuh cinta oleh orang-orang disekitarmu? Mereka malah memandang jijik padamu.”



“Kenapa kamu melakukan itu?” tanyanya dengan tatapan kecewa. Bugyamu tidak pernah menyangka jika Airin-lah yang membuat kehidupannya semakin berantakan.



“Sudah jelas kan?! Itu karena..,” Airin-chan berbalik dengan tenang.



Namun saat ia berbalik, kerutan senyumnya mulai menghilang. Ia melihat Tanaka, Hidosu, dan kak Crazie berdiri dihadapannya. Menyadari akan hal itu, Airin-chan langsung membatu. Dia langsung menundukkan kepala.



“Jadi Airin-chan yang sudah menyebarkan rumor tersebut?” tanya Hidosu hampir tidak percaya.



“Itu bukan rumor. Tetapi itulah kenyataannya!” desis Airin dengan masih menunduk.



“Kenapa, Rin? Padahal kita berempat kan berteman dekat! Kenapa kamu berbuat setega itu pada Bugyamu?!!” bentak Tanaka.



Hidosu menyentuh pundaknya sembari menggelengkan kepala. Bugyamu terperangah melihatnya. Kalau melihat kemarahan Hidosu itu sudah biasa. Akan tetapi kini Tanaka-lah yang menunjukkan kemarahannya. Padahal biasanya Tanaka yang bersikap paling tenang daripada dirinya dan Hidosu.



“Aku..,” Airin tidak mampu berkata-kata. Crazie langsung menarik kerahnya dengan kasar. Airin mendelik kaget.



“Hey, kamu! Kenapa sekarang kamu bersikap seperti singa yang menyembunyikan taringnya?! Padahal tadi sebegitu hebatnya kamu berterus terang padanya! Aku tidak akan memaafkanmu! Ayo kita selesaikan dengan saling menghajar!”



Tanaka dan Hidosu berusaha memisahkan keduanya. Bugyamu langsung menenangkan Crazie yang semakin terlihat emosi.



“Sabar, kak. Airin-chan itu seorang gadis. Kita tidak boleh berlaku kasar padanya.”



Mendengar perkataan Bugyamu membuat Crazie menarik nafas dalam-dalam.



“Maksudku, ayo kita selesaikan dengan saling menghajar.. diri kita masing-masing.”



Crazie langsung membalikkan tubuhnya yang bergetar.


‘Ukh, kenapa Bugyamu mengatakannya dengan manis sekali??!’


“Kamu tidak mau minta maaf pada Bugyamu?” tanya Tanaka dengan tatapan tajam. Airin langsung meneteskan air matanya. Dia menangis sesenggukkan. Hidosu yang merasa tidak tega, hendak mengusap pundaknya. Namun tangannya dicegah oleh Tanaka.


“Bukan.. bukan aku! Aku hanya disuruh oleh Haruga-senpai.”

“Apa?! Haruga, katamu?” Bugyamu tersentak mendengar Airin menyebutkan sebuah nama seseorang yang sebenarnya tidak pernah disukainya.

“Haruga-senpai bilang kalau aku bisa terpilih menjadi tokoh utama di pementasan seni teater berikutnya dengan satu syarat.”

“Syarat?” Crazie ikut berbicara.

“Aku harus bisa mengasah kemampuanku dengan mengatakan kalau akulah pelakunya. Aku tahu kalau hal ini akan membuat Nishikawa-kun membenciku. Tetapi aku juga tidak bisa menyerah begitu saja dengan peran tokoh utama itu. Jadi aku terpaksa melakukannya.”

“Airin-chan. Maaf ya karena kami telah menyudutkanmu. Aku tidak tahu kalau orang bebal itu yang menyuruhmu untuk berbuat seperti ini,” Bugyamu mengusap pundak Airin dengan lembut. Airin tidak berhenti menangis. Lantas ia segera berlari pergi.


Tanaka dan Hidosu menepuk pundak Bugyamu secara bersamaan.


“Bro, untung tadi kami bertiga kesini mencarimu. Kalau tidak, kita tidak pernah tahu siapa dalang dari semua ini,” ucap Tanaka sembari tersenyum.


Hidosu tampak berpikir keras.


“Tetapi siapa itu Haruga-senpai? Sepertinya aku tidak pernah mendengar namanya.”


Crazie ikut angkat bicara, “Iya, dia itu siapa sih?! Sepertinya dia harus berakhir dengan merasakan bogem mentahku nih! Khekhekhe..,”


Bugyamu tertunduk lesu.


“Haruga itu.. teman lamaku.”



to be continued

0 komentar: