Serial Ai-Jimai Strange Virus.. love_ukyu! Eps. 18

Kakao-Ai Jimai-Aoi


Jam makan siang telah berakhir. Namun Ai Jimai tidak kunjung kembali. Aoi begitu mencemaskannya. Baru saja ia beranjak dari duduknya, Dota sensei berjalan memasuki kelas. Rupanya Dota sensei menyadari keberadaannya.


“Hayatemizaki, anda mau kemana?”

“Ah-uh..,”

“Ah-uh?”

“Saya.. minta ijin ke toilet, sensei.”

“Baiklah. Cepat kembali ya.”

“Baik, sensei!” Aoi bergegas pergi secepat kilat. Eay dan Mitea saling berpandangan. Begitu juga Konami. Gadis yang duduk dibelakang Mitea itu, mencondongkan tubuhnya ke depan seraya membisikkannya, “Aku tahu kalau dia akan mencari Ai Jimai.”

“Sebenarnya aku juga begitu mengkhawatirkannya. Tetapi apa daya aku tidak ingin ketinggalan pelajaran sejarah. Nilai ulangan sejarahku kemarin begitu buruk.”

“Sepertinya kali ini kita harus membiarkan mereka berdua sendiri,” Eay yang berada di bangku sebelah Mitea ikut berbisik. “Setidaknya hubungan mereka akan berhasil.”

“Kamu mendukung Aoi-kun?!” seru Mitea yang hampir saja berteriak saking kagetnya. Eay menganggukkan kepala sembari tersenyum.

“Aku tahu kalau Aoi-kun adalah cowok yang baik untuk Ai Jimai.”


Konami pun ikut mengangguk.


“Yap, daripada dengan terryfing dark demon..,”

***

“Aku benci sensei! Aku benci sensei, ukyu! Sensei begitu kejam! Tidak berperasaan, kyu!” Ai Jimai memukul bantal berkali-kali.


Tadinya dia ingin kembali ke dalam kelas, akan tetapi pikirannya terus berputar tentang Kakao sensei. Jadi dia memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan UKS. Ruangan itu tampak sepi. Kebetulan penjaga UKS sedang tidak ada di dalam ruangan. Ai Jimai mencoba untuk memudarkan bayangan Kao dalam benaknya. Dia memejamkan matanya kuat-kuat sambil duduk tegak di atas kasur layaknya orang bermeditasi.


“Lupakan.. lupakan..,”

“Kakao sensei, apa yang anda lakukan disini?” terdengar suara salah seorang perempuan di luar.


Ai Jimai sedikit terlonjak ketika mendengar seseorang menyebut nama Kakao, sensei-nya! Dia menoleh ke arah pintu UKS yang terlihat setengah terbuka. God! Terlihat Kakao berdiri di ambang pintu dengan salah satu penjaga UKS. Ai Jimai segera menutup tirai secepat kilat. Jantungnya dag-dig-dug tidak karuan.


“Apa yang dilakukan sensei disini, kyuu?” tanyanya pada diri sendiri. Ai Jimai menggeser duduknya di pojok kasur dan mengintip Kakao dari balik tirai. ‘Kenapa sensei tersenyum canggung begitu? Mencurigakan. Tampaknya sensei akrab sekali dengan penjaga UKS itu.’

“Ano.. saya merasa tidak enak badan. Perut saya sakit sekali. Bolehkah saya beristirahat di dalam?” tanya Kakao pada penjaga UKS tersebut.

“Silakan, sensei. Silakan masuk,” Ai Jimai segera menutup tirai rapat-rapat saat mengetahui keduanya masuk ke dalam ruangan UKS. “Apa yang sensei keluhkan?”

“Hmm.. seperti yang saya bicarakan sebelumnya. Perut saya sakit. Sudah tiga kali saya keluar-masuk toilet.”

“Buang air besar sampai tiga kali?”

“Ya.”

“Mencret?”

“Uh?”

“Apakah berair? Tidak berbentuk?”

“Uh-huh. Ya.”

“Mungkin anda kena diare. Sebentar akan saya ambilkan obat diare. Sepertinya ada di dalam sini.”


Ai Jimai yang semula tampak tidak senang melihat kedekatan Kakao dengan penjaga UKS itu, kini dia terlihat geli saat mendengarkan percakapan mereka berdua.


“Obrolan mereka begitu menjijikkan, ukyu! Hihihi..,” desisnya sembari tertawa geli. Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel.

Moshi-moshi. Oh, ya. Saya akan segera kesana,” rupanya ponsel tersebut milik si penjaga UKS. “Sensei, ini obatnya. Maaf, saya akan keluar sebentar. Seseorang sedang menunggu saya di luar. Oh ya, jangan lupa untuk segera minum minuman yang mengandung ion sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang, okay?”

“Okay. Arigatoo gozaimasu, miss Rita.”


Jantung Ai Jimai semakin berdegup kencang. Kini hanya ia dan Kakao yang berada dalam ruangan tersebut. Ai Jimai menyipitkan matanya sembari mengintip kembali di celah-celah tirai. Bersamaan dengan itu, tirai pun terbuka. Ai Jimai langsung terlonjak kaget. Rupanya Kakao yang membuka tirai itu dan berdiri tepat dihadapannya. Gadis itu hendak berteriak saking kagetnya, namun Kakao meletakkan jari telunjuknya di depan mulutnya. Ai Jimai pun segera mengatupkan mulutnya. Jari telunjuk Kakao langsung diarahkan ke bibir Ai Jimai.

“Jangan terlalu terkejut melihatku. Coba lihat, pintu terbuka lebar. Orang-orang akan terkejut mendengar teriakanmu itu,” setelah itu Kakao melipat kedua tangannya di depan dada. Ai Jimai masih menatapnya dengan pandangan kosong. Jantungya serasa meloncat-loncat begitu cepat. Gadis itu seperti tidak mampu mengendalikannya. “Apa yang kamu lakukan disini? Dengar, berpura-pura sakit dan mengintip orang itu bukan sesuatu yang baik.”


Kakao mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu. Namun Ai Jimai tampak tidak berkutik. Kakao mulai mendekatkan wajahnya di depannya. Hal itu membuat jantung Ai Jimai meloncat keras seketika. Dia segera menutup wajah dengan kedua tangannya. ‘Ukyu! Wajahku pasti sudah semerah tomat!’


“Sensei, aku.. sepertinya keadaan saya sudah lebih membaik. Saya ijin ke kelas dulu, ukyu!” Ai Jimai bergegas mengenakan uwabaki kembali tanpa melihat wajah Kakao.

“Maaf karena sudah melukai hatimu,” suara Kakao membuat Ai Jimai menghentikan langkahnya. Namun gadis itu tidak berbalik sedikitpun.

“Saya juga meminta maaf pada sensei, ukyu. Karena saya selalu menyusahkan sensei. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kyu. Saya akan menghapus perasaan saya demi kebaikan semuanya, kyu. Dengan begitu, kyuu.. tidak akan ada yang tersakiti. Baik saya, sensei, maupun Hayatemizaki kun, kyuu,” setelah mengatakan hal itu, Ai Jimai segera keluar ruangan. Ai Jimai tidak sadar sama sekali bahwa Aoi berdiri di dinding sebelah pintu luar UKS.


Aoi menengok ke dalam ruangan UKS. Terlihat kakaknya yang masih berdiri kaku memunggunginya. Aoi tampak berpikir sejenak. Sebelumnya ia bermaksud untuk mencari keberadaan Ai Jimai. Namun ia tampak curiga saat melihat kakaknya berdiri di depan pintu UKS sambil tertawa kecil. Tawa yang tidak pernah terlihat kembali semenjak kakaknya melangkah keluar dari rumah. Semenjak kejadian besar itu! Saat ini ada sesuatu yang membuat kakaknya tertawa kembali. Aoi hendak berjalan menghampiri kakaknya, akan tetapi seorang wanita yang mengenakan jas putih terlihat menyapa kakaknya duluan. Tatkala wanita itu keluar dari ruangan UKS dan tanpa sengaja membiarkan ruangan itu terbuka lebar, Aoi menemukan seseorang yang dicarinya sedari tadi. Namun orang itu sedang bersama dengan kakaknya. Melihat kedekatan mereka berdua membuat dadanya semakin sesak. Aoi kembali menarik nafas panjang.


“Jadi itu alasan kenapa kamu menjauhi kakakku. Demi perasaanmu, kakak, dan aku?”



~To Be Continued

0 komentar: