Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.13



“Yap! Filmnya benar-benar lucu, ukyu!” seru Ai Jimai sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Dia dan teman-temannya baru saja selesai menonton film.

 


“Bahkan perutku sampai sakit sekali karena akting mereka yang kocak,” sambung Eay. Mitea kembali ber-ho-ho-ho sembari berkacak pinggang.

 


“Benar kan apa kataku?! Pilihanku itu nggak pernah salah!” serunya bangga. Konami dan Taro langsung menghimpit Mitea secara bersamaan.

 


“Apa benar pilihanmu nggak pernah salah?!” sahut Konami setengah menyindir.

 


“Lalu bagaimana dengan undian presentasi minggu yang lalu? Undian pertama pilihanmu  itu benar-benar membuat kami kelabakan. Gara-gara kamu juga yang belum menyelesaikan tugas bagianmu. Presentasi kemarin benar-benar hancur, baby!”

 

Konami ikut manggut-manggut mendengar penuturan Taro yang melambai. Sementara itu Mitea hanya tertawa canggung menanggapinya.

 


“Wah, Mitea benar-benar sesuatu ya!” ledek Aoi. Mitea menjulurkan lidah ke arahnya. Aoi dan yang lainnya tertawa melihat tanggapan Mitea.

 


“Tapi aku nggak bisa menikmati sepanjang film itu berlangsung,” ucap Konami sambil memeluk tubuhnya sendiri.

 


“Kenapa?” tanya Eay.

 


“Badutnya itu loh menakutkan.”

 


Ai Jimai agak terkejut mendengarnya, “Owh, makanya kamu lari ketakutan pada festival tahun lalu gara-gara aku menyapamu dengan memakai kostum badut, ukyu!”

 


“Jadi kamu benar-benar phobia badut?!” seru Aoi hampir tidak percaya.

 


“Aah! Aku ingat!” kata Mitea. Teman-temannya memperhatikan. “Makanya kamu lari terbirit-birit saat Ai Jimai-chan ikut berlari mengejarmu! Ternyata..,” perkataan Mitea terputus secara tiba-tiba.

 
GLORIA


Wajah Mitea tampak terperangah ketika melihat ke depan. Teman-temannya pun juga ikut melihat ke depan. Kali ini bukan hanya Mitea saja yang terkejut, teman-temannya juga merasakan hal yang sama. Terutama dengan Aoi dan Ai Jimai. Gadis kecil itu melihat seorang cowok yang dikaguminya tampak akrab dengan seorang cewek berambut panjang bergelombang dan berwarna coklat. Ai Jimai tampak iri dengan keanggunan yang dimiliki oleh cewek tersebut.

 

Cewek itu tampak dewasa walaupun terlihat polos tanpa riasan. Matanya yang lebar dan senyumannya pun terlihat menarik. Giginya yang gingsul juga menjadi nilai tambah kecantikkannya.

 


Tanpa sadar, Aoi berjalan mendekati kedua orang itu.

 


“Kak Gloria,” panggilnya.

 


Cewek yang bernama Gloria itu memperlihatkan senyumnya yang semakin melebar. Ai Jimai mampu melihat kedekatan dan hubungan mereka yang baik. Bahkan mereka berdua saling berpelukan. Ai Jimai mengerutkan kening, bertanya-tanya siapakah cewek tersebut.

 


“Ya ampun! Aoi-kun, sekarang kamu terlihat semakin dewasa dengan tubuh setinggi ini!”

 


“Ah, apa hubungannya menjadi dewasa dengan tubuh yang tinggi.”

 


“Padahal dulu tinggi badanmu setinggi tubuh badanku loh!” mereka berdua saling tertawa.

 


Lalu mata Ai Jimai mengarah pada cowok berkacamata yang berada di belakang cewek tersebut. Rupanya cowok berkacamata itu juga melihatnya walaupun hanya sekilas.

 


“Kamu masih memakai wig dimana saja. Keunikanmu benar-benar tidak berubah. Oh ya, bagaimana keadaan Kiya?”

 


“Baik. Keadaannya sangat baik.”

 


Aoi berbalik dan memanggil teman-temannya.

 


“Kenalkan mereka teman-temanku. Yang itu Konami, Mitea, Taro, Ai Jimai, dan Eay,” Aoi memperkenalkan teman-temannya satu-persatu. Gloria pun menyalami mereka berlima sembari tersenyum.

 


“Wah, senyuman anda sangat manis, ukyu!” ucap Ai Jimai dengan mata terpana.

 


“Terima kasih. Kamu juga cewek yang manis,” keduanya saling tersenyum. Gloria berbalik dan mendekati Kakao kembali. “Kalau begitu aku pamit dulu ya. Lain kali kita nonton bareng lagi ya. Aku senang dapat bertemu denganmu lagi, Kakao.”


Ai Jimai merasakan tombak menusuk ulu hatinya saat melihat keduanya saling berpelukan.


“Tuh, lihat. Betapa cemburunya dia. Sepertinya Kao sensei sudah memiliki pasangan yang sempurna,” bisik Taro di telinga Mitea.


“Mereka benar-benar tampak serasi,” bisik Mitea juga.


“Kasihan Ai-chan,” bisik Eay juga.


Sementara Konami hanya terdiam dan sengaja menyembunyikan dirinya di belakang teman-temannya demi menghindari tatapan dari terrifying dark demon. Gloria melambaikan tangannya dan berbalik pergi. Ai Jimai segera mendekati cowok berkacamata yang berada di sebelah Aoi.


“Apa.. tadi itu pacar Kao sensei, ukyu?” tanyanya pelan. Kao tidak menjawab. Dia hanya terdiam. Aoi hendak menjelaskan sesuatu, namun ditahan oleh Kakao. Ai Jimai beralih ke arah Aoi. “Kenapa kakak tadi mengenalmu juga, ukyu?”


“Kamu tidak perlu tahu,” kata Kao dengan suara mendalam.

Ai Jimai melihat kembali ke arah Kao. Cowok itu agak tertegun ketika melihat bulir-bulir yang baru saja menetes di pipi Ai Jimai.


“Harada-chan..,” Aoi juga terkejut melihat cewek yang kini tidak mampu membendung air mata yang tumpah.


“Aku tahu, ukyu. Aku minta maaf karena turut ikut campur. Aku juga tahu batasanku, ukyu. Maafkan aku, sensei. Guys, aku pulang duluan, ukyu. Dah!”


Aoi merasa jika Ai Jimai memaksakan senyumannya. Aoi merasakan kesedihan Ai Jimai di dalam hatinya. Ai Jimai melangkah pergi dengan cepat, meninggalkan teman-temannya. Aoi menggenggam tangannya kuat-kuat. Entah kenapa mata Aoi menunjukkan amarah kepada kakaknya.
 

“Kenapa? Kamu mau memukulku?” perkataan Kakao seakan-akan memancing amarah adiknya. Aoi memutuskan untuk menahan amarah dan berjalan menabrak tubuh kakaknya.

“Kakak tahu? Aku selalu membenci perilakumu itu. Kalau kakak tidak pernah menyukai Harada-chan, kakak harus segera menghentikannya. Harada-chan pasti akan mengerti. Kenapa kakak malah menyakitinya di saat kakak tahu bahwa hubungan kakak dengan kak Gloria sudah berakhir sejak lama. Jangan memainkan perasaannya seperti itu. Jangan memberinya harapan terlalu jauh,” Aoi membalikkan tubuhnya. Dia melihat punggung Kakao. “Kalau kakak benar-benar tidak memiliki perasaan padanya, biarkan aku yang mengejarnya. Setidaknya hubungan antara dua orang yang kakak anggap aneh akan terlihat serasi secara nyata.”


Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Aoi meninggalkan kakak dan teman-temannya.


“Kakak?” tanya Taro sedikit terkejut. Mitea memberanikan diri untuk bertanya pada sensei-nya.


“Sensei, apakah kalian berdua memiliki hubungan saudara?” tanyanya. Namun Kakao hanya terdiam tidak menanggapinya.


“Aku pulang dulu. Kalian jangan keluyuran sampai malam ya. Kasihan orang tua yang menunggu kalian di rumah. Harus segera pulang, mengerti?!” lalu Kakao juga beranjak pergi. Para siswa-siswinya hanya bengong melihatnya.


“Ya ampun! Kao sensei benar-benar mengerikan,” giliran Konami yang mengeluarkan suara. Sementara teman-temannya yang lain masih bengong melihat kepergian Kakao.


To be continued

0 komentar: