Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.12



Welcome at bioskop

Hidup serasa melihat goresan pelangi di langit. Perasaan itulah yang dirasakan oleh Aoi saat ini. Dia merasakan debaran yang hebat saat melihat Ai Jimai berlari-lari kecil sambil melambaikan tangan ke arahnya. Tanpa sadar, Aoi ikut tersenyum dan ikut melambaikan tangannya. Ai Jimai berlari mendekatinya dan.. memeluk gadis yang berdiri di sebelahnya. Aoi menjadi salah tingkah. Dia agak sedikit cemburu melihat kedekatan antara Mitea dan Ai Jimai. Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Aoi berjalan beberapa langkah dan menekan tombol hijau di  ponselnya.

 

“Aku sangat senang, ukyu! Hari ini kita nonton bareng!” seru Ai Jimai kegirangan. Lalu dia menoleh ke arah Aoi yang baru saja menutup ponselnya. “Hayatemizaki-kun! Terima kasih karena telah mengajak kami nonton. Aku yakin tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mempererat hubungan baik antara aku, kamu, dan teman-teman lainnya juga, ukyu!”

 

“Teman-teman yang lainnya?” tanya Aoi sedikit kaget.


“Memangnya siapa lagi yang kamu ajak nonton?”

 

Aoi melihat ke arah dimana tangan Ai Jimai menunjuk. Aoi terkejut kembali saat melihat beberapa teman di kelasnya. Eay, Konami, dan Taro berlari-lari kecil ke arahnya.

 

“Hello, cowok tampan! Bajuku kok mirip ya dengan wig yang kamu pakai. Agak pinky-pinky gimana gitu. Kita benar-benar sehati yaa!” Taro menggamit lengan Aoi dengan erat. Tubuh Aoi langsung merinding. Sementara yang lainnya tertawa terbahak-bahak melihat tingkah kedua cowok tersebut.

 

“Wig Hayatemizaki-kun keren, ukyu!” kedua mata Aoi berbinar-binar mendengarnya. ‘Harada-chan! Ini kali pertama kamu memujiku!’ “Wig kamu mirip gulali. Aku jadi ingin memakannya, ukyu!” Teman-temannya tertawa lagi.

 

‘Baru saja aku merasakan kehangatan setelah mendengar pujiannya. Tetapi gadis itu juga dapat meruntuhkan perasaan hangat sebelumnya dalam sekejap,’ sesal Aoi.

 

“Ayo, kita nonton apa nih?!” seru Konami tidak sabar. Konami dan yang lainnya melihat papan bioskop yang bertuliskan TODAY diatas beberapa poster.

 

Dalam pikiran Konami dan Ai Jimai

Going gome, Samurai??! Wah, sepertinya alur ceritanya benar-benar thriller! Aku jadi tidak sabar ingin segera menontonnya!

 

Dalam pikiran Aoi dan Taro

Welcome Bali with Superstar?! Aku yakin kalau ceritanya benar-benar romantis! Ini benar-benar waktu yang bagus untuk mendekati orang yang aku taksir

 

“Hummfh, aku sangat yakin dapat menebak apa yang kalian pikirkan!”

 

Keempat orang tersebut menoleh ke arah Mitea secara bersamaan. Mitea tertawa misterius sambil melipat kedua tangannya di dada.

 

“Daripada bingung memilih antara romansa dan thriller, lebih baik memilih jalan tengah!” serunya sambil menunjuk poster yang berada di tengah-tengah dua poster lainnya. Teman-temannya melihat judul poster tersebut.

 

Dalam pikiran mereka berempat

Circus Melody??! Film komedi??? Gyaaaa.. nggak bangeettt!!!

 

“Wah, benar juga! Mit, pikiran kita saat ini memang benar-benar sejalan. Aku rasa itu ide yang bagus untuk mengambil jalan tengah. Kita semua pasti akan benar-benar menikmati film itu,” Eay ikut mendukung keputusan gadis yang berada disebelahnya. Mitea berkacak pinggang sambil tertawa. Dia merasa senang mendengar perkataan Eay.

 

“Issh, aku rasa Mitea sudah berada di seribu langit. Lihat saja, hidungnya sudah kelihatan mencuat dan memanjang seperti pinokio!” bisik Taro di telinga Aoi.

 

***

 

Kao melihat Aoi dan kelompoknya dari kejauhan. Dia mengenakan topi dan kacamata hitam. Kao berusaha menutupi wajahnya dengan majalah yang terbalik. Aoi tidak tahu mengapa dia melakukan hal ini. ‘Aku kok merasa seperti seorang stalker ya? Baru kali ini aku melakukan hal yang aneh seperti ini!’ gerutunya agak kesal. Setelah Aoi dan teman-temannya berjalan menuju ruangan 2, Aoi segera menerobos antrian tiket. Banyak orang yang marah padanya. Namun Kao tidak mempedulikan mereka. Jalan pikiran yang sekarang ada dipikirannya adalah bagaimana caranya untuk segera menyusul mereka.

 

“Maaf, anda harus antri,” ucap pegawai di depannya.

 

“Saya akan memberikan sejumlah uang apapun untuk membeli tiket film itu!” orang-orang yang sedari antri semakin marah mendengar perkataan Kao. Seseorang menyentuh pundak lelaki tersebut. Kao menoleh.

 

“Ternyata benar, Kao-kun!” seorang gadis tersenyum padanya.

 

“Gloria..,” Kao tertegun melihat gadis yang berpakaian feminine tersebut.

 

“Mbak, saya adalah antrian selanjutnya. Bisakah anda memberikan dua tiket untuk film Melody Circus?”setelah memilih tempat duduk, pegawai didepannya segera memberikan dua tiket padanya. “Terima kasih.”

 

Gadis itu menarik tangan Kao tanpa segan. Sementara Kao masih agak terkejut melihat gadis itu. Seakan-akan kenangan yang sudah lama terpendam di dalam hatinya, kini muncul ke permukaan kembali. Mereka berdua duduk di row C, seat 13 dan 14.

 

Lampu baru saja dipadamkan. Kao berusaha memicingkan matanya untuk mencari seseorang yang sedari tadi dibuntutinya. Yak, Kao menemukan cowok dengan wig berwarna pink sedang duduk dua kursi di depannya. Kao sangat yakin jika cowok itu adalah adiknya. Lalu dia melihat Aoi sedang menawarkan popcorn pada cewek di sebelah kirinya. Dan cewek itu tampak terkejut saat Aoi menawarkan popcorn tersebut.

 

“Ukyu! Terima kasih, ukyu!” suara-samar-samar itu begitu dikenal oleh Kakao. ‘Humm, rupanya cewek disebelah Aoi adalah cewek aneh itu ya?’ pikirnya.

 

“Kao-kun?” panggilan dari gadis disebelahnya langsung membuat Kao menoleh. “Kamu nonton sendirian? Nggak bareng teman?”

 

Kao menggelengkan kepalanya agak kaku.

 

“Aku.. hanya ingin mencoba suasana baru. Seperti ini! Nonton sendirian,” gadis itu tertawa kecil mendengar jawaban Kao. “Kamu juga.. nonton sendirian?” gadis itu mengangguk. “Kenapa?”

 

“Sama kayak kamu. Ingin mencari suasana baru ajah.”

 

Kao mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Selanjutnya mereka saling diam.

 

Lalu keduanya memutuskan untuk menonton lagi. Namun lagi-lagi mata Kao kembali melihat ke arah cowok berambut pink. Cowok itu mulai mengangkat tangan kirinya dan meletakkan tangannya dibelakang cewek di sebelah kirinya, yang tak lain adalah Ai Jimai.

 

‘Apa yang kau lakukan, Aoi-chan?’ Kao semakin memicingkan matanya.

 

“Kao-kun, apa kamu merasa nyaman dengan kacamata hitam itu? Apakah kamu dapat melihat film dengan kacamata seperti itu?” gadis disebelahnya bertanya lagi. Kao langsung melepas kacamata hitamnya dengan kikuk.

 

“Owh, aku lupa kalau sedari tadi memakai kacamata ini!” gadis itu tertawa lagi.

 

“Aoi-kun, ternyata kamu tidak pernah berubah ya. Kamu selalu bisa membuat orang tertawa.”

 


“Tetapi aku tidak selucu komedian yang berada di film itu,” sahut Kao sambil menunjuk film yang sedang mereka tonton.


 


“Ummh, aku tidak berpikir seperti itu. Yang aku tahu, seorang Kao selalu membuatku tertawa dengan segala perilakunya. Aku selalu menyukai cowok yang seperti itu.”


 

Deg! Kao terpana mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu. Gaya berbicaranya di sela tawa membuat Kao kembali memutar rekaman tentang masa lalunya.

 


“Gloria, kamu tidak pernah berubah ya.”


 

Gadis itu tersenyum. Keduanya saling memandang, lama sekali.

 


“Sama. Kamu juga tidak pernah berubah, Hayatemizaki Kakao.


 


To Be Continued

0 komentar: