Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.11



Untuk kesekian kalinya, Aoi merasa risih melihat Ai Jimai berkali-kali menghampiri kakaknya di depan kelas. Gadis itu terlihat bersemangat untuk menanyakan soal-soal matematika yang tidak begitu dimengerti. Begitu pula dengan teman-teman lainnya. Aoi menjadi tidak konsentrasi mengerjakan soal-soal hitungan di depannya. Mitea hendak bertanya juga. Namun baru berjalan beberapa langkah, dia tidak sengaja menoleh ke arah Aoi. Cowok itu terlihat begitu frustasi. Baru saja Aoi menulis angka-angka di bukunya, matanya kembali melihat ke arah depan kelas. Menghitung lagi, melihat ke depan kelas lagi, plus garuk-garuk kepala. Mitea hampir tertawa melihat kelakuan temannya itu. Gadis itu memutuskan untuk menghampirinya. Dia menepuk pundak Aoi dengan keras.
Ai Jimai da Aoi saling bersalaman

 

“Auch!”

 

“Tingkah lakumu sangat aneh!” serunya sambil tertawa.

 

“Aku sudah biasa dibilang aneh karena wig ini,” ucap Aoi sembari menunjuk wig berwarna ungu yang dikenakannya. Mitea tertawa lagi.

 

“Ish, tanpa wig itu juga tingkah lakumu sudah aneh!” Aoi menggembungkan kedua pipinya dan menunjukkan wajah kesalnya. Mitea melirik angka-angka yang sedari tadi ditulis oleh Aoi. Aoi menutup buku tulisnya dengan cepat.

 

“Eitts, jangan nyontek deh!” serunya. Mitea memutar bola matanya.

 

“Kamu itu pelit banget sih! Aku sangat yakin kalau belum ada satupun soal yang kamu kerjakan.”

 

“Sok tahu banget sih!”

 

“Habisnya.. matamu itu loh sedari tadi meleng ke depan terus. Pasti kamu cemburu ya melihat kedekatan Ai Jimai dan sensei??!” Aoi tidak menghiraukannya.

 

Cowok itu kembali mengerjakan soal-soalnya. Sementara Mitea terus-menerus menggodanya.

 

“Bagaimana dengan minggu kemarin? Kamu jadi nge-date nggak sama dia?” tanya Mitea. Tangan Aoi berhenti menulis. Dia masih terdiam. Tanpa sadar, tangannya menekan ujung pulpen di atas kertas dengan penuh tekanan. “Oh, nge-date-nya batal yaa?” tanya Mitea lagi.

 

Aoi langsung menoleh ke arah Mitea dengan wajah cemberut. Mitea tertawa melihat ekspresi cowok di depannya. Aoi hendak membalas perkataan Mitea. Akan tetapi dia langsung membungkam mulutnya saat mendengar Ai Jimai memanggil nama cewek di depannya. Yaa, Ai Jimai menghampiri Mitea dan memeluknya dengan erat. Aoi memperhatikan Ai Jimai dengan seksama. Tanpa sadar dia memandang gadis itu sambil tersenyum.

 

“Coba lihat! Aku sudah bisa mengerjakan soal-soal ini! Lihat deh! Dari nomor satu hingga nomor sepuluh, ukyu! Semuanya sudah bisa aku kuasai, ukyu! Mhuahaha..,” Ai Jimai menunjukkan tulisan dibukunya dengan bangga. Mitea menggulung buku tulisnya dan memukul kepala gadis didepannya.

 

“Aissh, sombong banget sih! Mentang-mentang diajarin sama sensei,” dumelnya.

 

Ai Jimai tertawa lagi. Mitea langsung menyambar buku tulis milik Ai Jimai. Giliran Mitea yang meloncat-loncat kegirangan dan mengangkat buku tulis itu ke atas agar Ai Jimai tidak mampu menggapai bukunya. Mitea membisikkan sesuatu di telinga Ai Jimai. “Kasihan Hayatemizaki-kun. Bukankah seharusnya minggu kemarin kalian berjanji nonton film bareng ya?” Ai Jimai berhenti menggapai bukunya.

 

Tanpa sadar, Ai Jimai menoleh ke arah cowok yang sedari tadi memandangnya. Wajah keduanya langsung memerah secara bersamaan.

 

 

“Nah! Aku pinjam dulu bukumu yaa! Lumayan buat nyontek!” Mitea langsung ngacir. Ai Jimai hendak berteriak memanggil Mitea. Namun dia agak terkejut ketika melihat Aoi sudah berdiri didepannya.

 

“Ano.. Hayatemizaki-kun. Maaf ya, aku lupa kalau minggu kemarin kita membuat janji, ukyu. Aku benar-benar lupa, ukyu.”

 

Aoi tertawa kecil.

 

“Tidak apa-apa. Lagipula kita belum saling bertukar email kan?” Ai Jimai menepuk jidatnya.

 

Dia baru ingat jika mereka belum saling berkenalan secara resmi. Mereka hanya baru sekali-dua kali saling mengobrol. Aoi dan Ai Jimai langsung mengeluarkan ponsel dan saling bertukar email. Lalu Ai Jimai mengangkat tangannya untuk bersalaman dengan Aoi.

 

“Hajimemashite, perkenalkan namaku adalah Harada Ai Jimai, ukyu,” Aoi menjabat tangan Ai Jimai sambil tersenyum.

 

“Hajimemashite, namaku Hayatemizaki Aoi.”

 

“Aku senang sekali dapat bertemu denganmu, Hayatemizaki-kun. Anda benar-benar orang yang baik, ukyu.”

 

“Aku yang sangat senang dapat bertemu denganmu. Aku harap setelah ini kita bisa mengulang untuk membuat janji yang sebenarnya.”

 

“Aku senang sekali, ukyu! Kalau begitu aku akan mengajak teman-teman kita. Pasti akan terasa lebih menyenangkan kalau banyak teman yang ikut, ukyu!”

 

Aoi merasa sedikit bahagia mendengarnya. Namun di dalam hatinya meringis sedih. ‘Ai Jimai, aku kan hanya ingin pergi denganmu. Kenapa kamu malah mengajak banyak orang? Sial!”

 

Kao melihat keduanya dari kejauhan. Dia tidak menanggapi berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan oleh murid-muridnya. Entah kenapa dia merasakan hal yang aneh saat melihat keduanya saling berjabat tangan dalam waktu yang lama.

 

To be continued

0 komentar: