Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.10



Kao membuka pintu depan dengan gerakan malas. Padahal masih pukul setengah delapan, belum terlalu larut malam. Tetapi dia tidak dapat menahan kantuk sehingga sangat sulit untuk membuka mata terlalu lebar.

"Hai, sensei. Maaf mengganggu, kyu."

Kao terkejut. Ai Jimai berada dihadapannya dan membawa brownies dengan penutup mika.

"Kamu.. tau dari mana rumahku??!"

"Ukyu, sensei, Ai Jimai itu kan tetangga sensei."

Kao garuk-garuk kepala.

"Ukyuu, Cafe sebelah rumah..," Kao langsung tanggap.

"Auch, aku nggak nyangka."

"Ukyuu..."

"Masuklah."

Ai melangkah masuk dengan riang, melempar pandangan seluruh ruangan.

"Wah, rapi sekali. Sensei tinggal sama siapa, kyu?"

"Sendiri."

DEG! Ai Jimai mendadak canggung. Ia langsung meletakkan brownies di atas meja.

"Kenapa mendadak diam? Biasanya cerewet," celetuk Kao.


"Semoga sensei suka dengan brownies yang aku buat yaa, ukyuu."

"Kamu buat sendiri?" tunjuknya pada brownies di atas meja.

"Sebenarnya.. aku belum pernah buat, kyuu. Tapi aku belajar membuat cake buat sensei," katanya malu-malu. Kao merinding.

Ai Jimai berjalan mengitari ruangan tamu.


"Wah, patung mungil ini punya sensei?" tunjuknya pada patung kucing kecil sebagai hiasan di ruang tamu. "Terbuat dari keramik? Lucuuu, kyuu," katanya lagi.

Kao agak terkesima melihat wajah Ai Jimai yang terlihat menggemaskan saat mengamati patung yang dipegangnya. Kao merasakan kegembiraan saat melihat senyum keceriaan pada gadis itu. Tiba-tiba saja Kao ingin menggodanya.


"Aku nggak suka makanan manis."

"Tapi tadi sensei ke cafe,kyuu."

"Aku tidak makan cake, hanya minum."

"Kalo gitu sensei harus mencobanya, ukyu" Ai mengambil garpu kecil yang terselip di penutup mika dan memotong kecil brownies tersebut.

Lalu mencoba menyuapi Kao sembari menjinjit. Tentu saja Kao lebih tinggi, kepala Kao terus mendongak tidak mau.

"Ayo, sensei."

"Nggak."

'Kamu pikir bisa menyuapiku dengan tinggi badan seukuran anak sd, ahahaha.' pikir Kao senang.


Kao tidak sengaja menampik tangan Ai Jimai yang mencoba menyuapinya.


"Ukyuu...," Ai Jimai menatap sedih roti yang terjatuh di lantai.

Lalu dia mengeluarkan tisu di saku roknya. Dia membersihkan brownies yang terjatuh tersebut. Setelah itu Ai Jimai duduk di sofa dan tertunduk lesu. Kao mendekatinya, mengambil garpu di tangannya. Ai Jimai mendongak. Kao mengambil potongan brownies di meja dan memakannya dengan lahap.

"Aku memang tidak suka yang manis-manis, bukan berarti aku tidak memakannya."

Ai Jimai tampak asik memandangi Kao yang sedang memakan brownies.


"Kamu.. kenapa sih selalu bilang ukyu, ukyu? Lagi musim ya ngomong gitu?" tanya Kao sambil melahap potongan brownies lagi.

"Ukyu, itu.. sebenarnya, ukyu..."

"Kayaknya lagi musim," potong Kao.

Ai Jimai menunduk kembali. Kao merasa agak bersalah karena ngomong seenaknya. Dia sadar kalo dirinya selalu ceplas-ceplos.


"Uhm, brownies ini enak. Sebagai pemula, kamu sudah terlihat sangat berbakat."

Ai Jimai menoleh padanya.

"Terima kasih brownies-nya. Cake ini sangat enak."

Kao tersenyum pada Ai Jimai.


Ai Jimai mengerjap-ngerjapkan matanya. Tampak sayap melebar di kedua pundak Kao. 'Dia benar-benar seperti malaikat. Sensei..,'

                                              ***

Pagi itu Konami berteriak histeris dan berlari keluar kelas. Eay dan Mitea yang berjalan di lorong langsung mencegatnya.


"Ngapain sih teriak-teriak gitu?" tanya Eay bingung.

"Kayaknya nih anak kesurupan deh! Maknya jangan terlalu ambisius buat masuk kelas lebih awal dong!" gerutu Mitea dengan gaya tomboy-nya. Tangannya masih memegangi lengan Konami.

"Gila! Temanmu itu yang kesurupan, bukan aku!" papar Konami kesal.

"Hah?"

"Ai Jimai," kata Konami lagi.

Ketiganya langsung berlari menuju ruangan kelas. Konami masih berdiri di belakang mereka setengah ketakutan.

Pintu setengah terbuka. Ketiganya mengintip di sela-sela pintu. Terlihat Ai Jimai sedang menyapu kelas dengan bersenandung riang. Mitea menarik kera baju Konami dengan kesal.


"Kesurupan? Apanya yang kesurupan coba???!"

"Sssstttt, lihat kakinya, bego!" bisik Konami, menarik lengan kedua temannya. Eay dan Mitea melihat lagi.

"HAH! apa itu hantu??!" kata Eay setengah terkejut.

"Issh, aku malah berharap masih ngorok di kamar daripada lihat penampakan kayak gini!" seru Mitea juga kaget.

"Aku bilang juga apa," bisik Konami dengan muka datar.

"So.. dia...???" pertanyaan Mitea bergantung bergitu saja. Konami mengerti.

"Dia bukan hantu atau wujud mirip Ai atau apapun. Aku yakin kalo itu Ai.

"Beberapa menit sebelumnya, dia memasuki kelas dan menyapaku, menepukku dari belakang. Suaranya tampak ceria. Dia mengambil sapu dan bernyanyi. Tetapi langkahnya nggak kedengaran sama sekali. Aku melihat, dan..,"

"Seperti itu?"

Ketiganya menengok lagi. Ai Jimai sudah selesai menyapu dan mengambil sulak untuk membersihkan meja. Dia masih bersenandung. Eay melihat Ai Jimai berjalan menuju meja guru, bukan berjalan, tapi.. melayang! Dia menari dengan kaki terangkat beberapa centi dari daratan!!!!

Nafas Eay naik-turun.

"Aku.. nggak kuat lagi! Aku harus pergi!"

"Tunggu, aku ikut!" pekik Mitea. Dia menarik lengan Eay kuat-kuat.

"Jangan tinggalkan aku!" Konami juga menarik seragam Mitea dari belakang.

"Lepaskan aku, lepasiiinnn...," Eay berusaha kabur dari aksi tarik-menarik.

Tiba-tiba pintu terbuka.

"Ukyu, hei guys. Kalian lagi ngapain?"

Ketiganya mendongak. Ai Jimai tersenyum melihat mereka. Eay melihat kakinya telah menempel lantai. Tapi tetap saja hawa horor masih sangat terasa.

"GYAAAAAA........."

Mitea mengambil start duluan. Lalu keduanya menyusul dari belakang. Ai Jimai hanya garuk-garuk kepala, bingung. Tubuhnya berbalik dan melayang kembali. Senandung Ai Jimai terdengar sampai lorong yang masih sepi.

~to be continued

Matsuo Miyako says,'kok jadi horor gini yaa? Tapi gara2 pesona sensei sih, Ai Jimai jadi gembira gitu!:^D

0 komentar: