Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.8



Mitea, Aoi Kun, dan Konami masih menunggu kemunculan Ai Jimai yang sedari tadi menghilang. Kepala Aoi Kun tertunduk lesu, Ai Jimai nggak akan menoleh padanya, kakaknya lebih cakep daripada dirinya. Ia mengakuinya.




"Eh.. eeh, kalian nggak nyamperin sensei neh?" seru Eay disertai anggukan Taro.


Ketiganya menggeleng.


"Yaa udah, kalo gitu aku sama Taro ajah deh yang nyamperin, yuk, Taro!"



"Yuks!"


Belum sempat menghampiri Kou, terdengar suara gitar di arena panggung yang melingkar kecil di sebelah pintu dapur. Semua orang menoleh, Mitea, Eay, Aoi Kun, Taro, dan Konami. Terutama.. Kou! Ekspresi wajah Kou tampak mendung ketika melihat seorang cewek yang tengah memainkan gitarnya di atas panggung. 'Kenapa harus selalu bertemu dia??!' keluhnya. Sejenak ia mendengarkan gadis itu memainkan gitarnya dengan lincah dan kemudian mulai bernyanyi.


Tahukah,
Kau yang disana, ukyu.. berjaket kelabu
Mengerti kah, ukyu.. aku disini
Mengharapkanmu, kyu
Menjadikan aku.. your soulmate, ukyuuuu!

 
Sebagian pelanggan di café itu mengernyitkan dahi dengan heran. Namun ada juga beberapa pelanggan yang tertawa kecil sambil bertepuk tangan. Mereka tidak pernah mendengar lirik konyol seperti itu. Walaupun alunan gitarnya dan suaranya tampak merdu, namun tetap saja seperti ada yang aneh dengan liriknya.


"Duh, ngapain sih Ai Jimai itu??? Bikin malu ajah!" dumel Konami.

Teman-temannya tertawa geli. Namun Aoi Kun hanya diam.


"Lihat tuh tampang sensei, matanya nggak berkedip sama sekali!"


Tahukah, ukyu..
Aku mengenalmu,
Lewat mimpi ku berharap nyata, kyu..
Ingin ku menjadi kekasih hatimu
Membahagiakanmu, kyu
Kini mimpi itu terasa.. nyata
Ouh yeah.. yeyeyeah,.. ouuuh... kyuuu...
Untuk.. menjadikanku... your soulmate!


Semua orang bertepuk tangan riuh. Ai Jimai tertawa riang sembari mengucapkan terima kasih. Kemudian meletakkan gitarnya di sudut ruangan dan berjalan menuju cowok yang kini menatap kosong ke arahnya.
"Sensei, ukyu!"

Kou tersadar. Dia langsung menyeret Ai Jimai keluar cafe.


"Aish, tau gitu aku juga bakalan nyanyi di depan panggung buat sensei!"



"Aku cemburu berat beeebbb! Aku kan juga pengen digandeng!!!"


Eay dan Taro masih memonyongkan bibirnya soal 'kenapa bukan aku yang nyanyi tadi??!' Mitea, Konami, dan Aoi masih menatap pintu cafe dengan perasaan bingung campur aduk.


"Sabar yaa, Hayatemizaki-kun," kata Mitea. Aoi Kun hanya tersenyum.


Sementara itu, Kou masih bersandar di dinding cafe dan Ai Jimai yang senyam-senyum kegeeran. Kou menghela nafas panjang.


"Dari kemarin aku dengar kamu selalu menyebut kata pacar didepanku. Itu maksudnya apa? Bukankah kamu tahu kalau saya adalah seorang guru dan kamu adalah seorang siswi!"


Ai Jimai tersenyum lebar.

"Aku sudah ditakdirkan untuk menjadi pacar sensei dan selalu membahagiakan sensei, ukyuu..."

Kou terdiam. Mencoba berpikir keras. Lalu tersenyum lambat-lambat. Kou kembali beranjak memasuki cafe.


"Kyuu, sensei...???" suara Ai Jimai menahan langkahnya.


Kakao menoleh.

"Coba saja. Kalo kamu bisa bertahan." Setelah itu, Kakao memasuki cafe kembali.


Kedua mata Ai Jimai terbelalak.

'Jadi aku boleh membahagiakan sensei, ukyu?' pikirnya lagi.

"UKYUUUUUUU...!!!!!" Ai Jimai meloncat-loncat kegirangan.








To be continued

0 komentar: