Serial Ai-Jimai strange virus.. love_ukyu! Eps.7



Kao mengacak-acak rambutnya, berteriak, tertidur, bangun lagi, dan berguling-guling di atas tempat tidur selama setengah hari. Dia sama sekali tidak bisa menghilangkan insiden buruk tadi pagi. Dia merasa menjadi guru baru yang paling buruk karena baru dua hari bekerja malah sekarang tidak mengajar.



"Sial, kayaknya nasibku selalu apes kalo disekitar ada anak itu! Aku harus lebih berhati-hati!"pekiknya kesal. Kao bangkit dan mengambil jaket kelabu di dalam lemari. "Sepertinya aku butuh suasana baru."

Kemudian Kao mengenakan jaket dan keluar dari rumah.


                                                                            ***

Konami tidak mengerti kenapa dia bisa pergi dengan kelompok seperti ini. Awalnya dia mengajak Eay dan Mitea untuk jalan-jalan dan cari cemilan, Eay langsung mengajak Ai Jimai. 'Sudah pastilah Eay satu paket dengannya,' pikirnya kemudian. Ai Jimai malah mengajak Taro si 'cowok homo' yang hendak pulang, dan si Taro turut mengajak siswa baru yang agak aneh, yaitu Aoi.

Ai Jimai mengusulkan untuk makan-minum di cafe milik keluarganya.



"Ukyuu, kalian mau pesan apa nieh?" sambut Ai Jimai yang baru saja mengenakan celemek pinky dipinggangnya.

Eay dan Mitea memesan brownies dan juice strowberry, Taro memesan cheese sandwich dan cola, dan Konami hanya memesan air putih. Sementara cowok yang saat ini memakai wig berwarna ungu terang memesan berbagai menu cake yang berbeda-beda. Entah apa dia mampu memakan 10 cake sekaligus plus orange juice. Hal itu membuat Konami hampir mual.

Ai Jimai berjalan riang ke dapur.



"Dia.. sangat ceria ya," gumam Aoi dengan senyuman khas-nya, membuat Eay berkedip-kedip. Tampaknya senyuman Aoi membuatnya berdebar-debar juga yaa, ihihiiii...

Konami menoleh ke orang sebelahnya. 'Ampun deh! Dia ikut-ikutan juga!' jeritnya dalam hati. Taro juga mengedipkan matanya berkali-kali ke arah Aoi. Mite yang melihatnya langsung tertawa cekikikkan.


"Ai-chan memang anak yang selalu bersemangat. Entah apa yang ada dipikirannya setiap hari. Rasanya setiap hari adalah hal yang menyenangkan baginya." papar Mitea.

Aoi Kun mendengarkannya dengan seksama.
"Cewek itu terlihat unik. Aku penasaran," gumam Aoi lagi.


Teman-temannya langsung membelalakkan mata lebar-lebar. "Eeh, ada yang salah?"


"Aoi naksir yaa sama Ai-chan?" tembak Eay langsung.

Belum sempat dijawab, bel tamu berdentang, pintu cafe pun terbuka. Aoi mengarahkan matanya pada sosok tamu yang baru saja memasuki ruangan cafe. Begitu juga teman-temannya yang lain, mengikuti arah pandangannya.

Semuanya sangat terkejut, serasa ditusuk ujung tombak.



"Hieeeee........ Kao senseiiiiii....????!!!"

Kao, sosok guru yang cool, tampak kejam, dengan pembawaan kharisma wajahnya yang rasa unyu-unyu. Di mata Eay dan Taro, sang guru terlihat lebih tampan dua kali lipat dengan baju santai sekaligus jaket yang dikenakannya. Namun tidak bagi Konami, dia seperti melihat malaikat maut yang mengenakan mahkota danger black diatas kepalanya. Mitea menghela nafas panjang.



Entah kenapa sepertinya dimana-mana ada dia.

Aoi tertawa.



Are you scared, Mite?”

Mitea langsung tertawa ngakak. Yang bener ajah??! Lihat, bulu kudukku nggak ada yang berdiri tau! Coba lihat! Mite langsung memamerkan kedua lengannya. Aoi hanya tertawa.


Ngomongin bulu kuduk yang berdiri kayaknya lebih cocok sama anak yang disebelahku deh, katanya lagi, bola matanya langsung bergerak ke arah Konami. Aoi Kun tertawa lagi.


Hee, lagi ngomongin aku yaa! Konami tersadar. Kedua temannya tertawa lagi.


Habisnya ekspresimu selalu begitu kalo sedang berhadapan dengan sensei seperti nahan pup 7 hari 7 malam, sahut Mitea ringan. Aoi tertawa ngakak.


Hiyaa.. Mitea sadis banget! Siapa yang kayak gitu?! Iih,dalih Konami dengan wajah cemberut.

Sementara itu Eay dan Taro masih menatap Kao yang baru saja memanggil seorang pelayan wanita paruh baya. Tampak Kao berbicara banyak sambil memaparkan senyum ramah. Wanita paruh baya itu juga membalasnya dengan tertawa canggung.



Hummfh, Taro, hari ini prince Kao sangat charming!!! ucap Eay, memegang erat tangan Taro.


Tapi siapa yaa wanita itu, kok kayaknya dekat banget??? Eay tersenyum geli mendengar pertanyaan Taro.
Uph, wanita itu mamanya Ai Jimai.

Braakkk!!! seorang gadis baru saja meletakkan sepiring brownies di meja mereka.

Ukyuu...Maaf menunggu, para pelanggan! Silahkan menikmati, ukyuu!!! ujar Ai Jimai meletakkan pesanan mereka di meja satu-persatu.
Waawww, Ai hebat banget! Dua nampan bisa dibawa sekaligus!â?? Mitea berdecak kagum.

Usai meletakkan porsi pertama, nampan satunya yang tadi diletakkan di meja sebelah, langsung diambil dan dipindah di meja teman-temannya dengan cekatan.



Calon akrobatik, ukyuu, seru Ai Jimai senang. Ia langsung memamerkan kedua ototnya yang sebenarnya hampir tidak kelihatan sama sekali. Konami memutar bola matanya.


Cih, otot-otot lemas kayak shushi gitu, dumelnya.


Ai Jimai mengulum tawa, lalu merasakan tatapan yang menusuk. Dia langsung menoleh ke hawa menusuk itu.

Aoi menatapnya dengan mata menyipit sebelah dan senyuman bibir yang setengah terbuka.



Ukyuuu, kaget aku!” Aoi Kun masih menatapnya lama. Ai Jimai melihatnya kebingungan.


Hahaha... dia naksir kamu tuh! sahutan Mitea spontan membuat kepala Aoi menunduk malu.


Ano.. Harada-chan.. minggu besok kamu mau nonton film di bioskop nggak?


Gyaa.. beneran??! Aku senaang bangeetttt!!!! teriakan gembira Ai Jimai langsung membuat jantung Aoi Kun berdetak lebih cepat. Dia langsung mengangkat kepala.


“Harada-chan benar-benar mau pergi dengan.., belum sempat bertanya lebih lanjut, mulutnya menganga lebar dengan ekspresi heran yang nggak banget’.

Bibirnya menekuk ke bawah alias ngambek saat melihat Ai Jimai sudah berada di dalam lingkaran Eay dan Taro, para pengagum kakaknya. Kepala mereka bertiga meliuk kesana-kemari seirama, mirip dengan liukan ekor anjing yang senang dimanja majikannya.

“Yup! Aku punya rencana untuk membahagiakan sensei, ukyuu!!! Ai Jimai mengepalkan kedua tangannya erat. Lantas dia berbalik dan menaiki tangga yang melingkar di sudut ruangan, menghubungkan ruangan kamarnya.

Seperti dalam dunia film, seolah-olah kamera didekatkan pada wajah Mitea, berganti arah ke wajah Aoi Kun, dan wajah Konami yang melampirkan ekspresi penuh tanda tanya, dan kedua temannya yang masih meliuk-liukkan ekornya. Arah kamera terakhir terpantul pada Kao yang sedang membaca koran, semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat dengan memancarkan sound serigala lapar, hauuuuu.......






~To Be Continued

0 komentar: