Alba dan
Kayako menerima kehadiran Bugyamu dengan tangan terbuka. Bahkan menurut
Bugyamu, kedua teman kakaknya itu sangatlah ramah. Mereka juga ikut membantu
Bugyamu menyempurnakan penampilan agar benar-benar terlihat sebagai seorang
gadis. Alba sangat mencintai kesempurnaan. Maka dari itu dia menyarankan
Bugyamu untuk mencukur habis di bagian kaki sehingga benar-benar mirip seorang
gadis.
![]() |
Bugyamu, Kayako, dan Alba |
“Bukan! Sekarang kamu benar-benar mirip dengan Haruno-chan. Bahkan tinggi badanmu terlihat sama dengan ukuran badan kakakmu. Ditambah dengan tubuhmu yang kurus. Kalian berdua benar-benar sangat.. sangat mirip!” gumam Alba senang.
“Aku sependapat dengan dirimu, Alba. Adik Haruno-chan benar-benar suatu mahakarya yang sempurna,” imbuh Kayako dengan mata berkedip berkali-kali.
Bugyamu
tersenyum canggung ketika melihat kedua teman kakaknya melihat penampilannya
dari bawah-ke atas berkali-kali. Bugyamu mematut diri di depan kaca. Dia merasa
seakan-akan sedang melihat kakaknya di depan pantulan kaca. Dia melihat seorang
Nishikawa Haruno yang mengenakan seragam dengan rambut terurai.
“Kalian benar. Penampilanku sangat mirip dengan onee-chan. Aku harap wig rambut ini tidak lepas dari kepalaku,” ucap Bugyamu yang masih mematut di depan kaca. Alba dan Kayako tersenyum kembali. “Aku harap onee-chan juga berhasil melakukan penyamaran dengan baik.”
Alba
berdiri sambil memegang kedua pundak Bugyamu dari belakang.
“Pastinya! Aku benar-benar yakin kalau Haruno-chan mampu melewati hari dengan penyamaran yang sempurna. Kita bertiga pasti sudah tahu segila apa tingkah laku Haruno-chan. Bahkan aku selalu kagum dengan tindakannya yang pemberani dan unik.”
Kayako
berjalan mendekati keduanya, “Oke, kita keluar sekarang yuk. Kita harus
bergegas ke kelas karena mata kuliah pertama sudah hampir dimulai.”
***
Alba dan
Kayako adalah teman sekamar Haruno. Waktu itu Haruno baru saja pindah di bangku
kelas 2 sekolah menengah. Ternyata Alba dan Kayako juga menempuh pendidikan
yang sama dengannya. Semenjak kedatangan Haruno disana, kedua teman sekamarnya
itu merasa sangat senang menerima kehadirannya. Haruno merasa sangat terhibur
dengan berbagai obrolan dan candaan kedua teman sekamarnya itu. Kini mereka
menjadi sangat dekat dan tidak sungkan untuk meminta pertolongan. Bagi Haruno,
kedua temannya itu sudah menjadi lebih dari sekedar teman. Mereka berdua
seperti kakak bagi Haruno. Terutama dengan Kayako yang lebih tampak dewasa
disbanding kedua teman sekamarnya. Dia tidak segan-segan menegur jika
teman-temannya melakukan kesalahan.
“Kini aku duduk di kelas tiga. Sementara Bugyamu duduk di kelas dua. Aku rasa hal ini akan sangat mudah untuk kujalani. Bukankah otakku sangat encer? Mhuahaha,” tiba-tiba seseorang menepuk punggungnya dari belakang. Haruno segera berbalik. Terlihat dua orang cowok yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya.
“Kamu sedang menertawakan apa sih?” tanya salah satu cowok yang berkacamata.
“Ano..,” Haruno mencoba untuk berpikir. Cowok yang berada di sebelah si cowok berkacamata langsung merangkul pundaknya. Reaksi Haruno agak terkejut. Dia berusaha melepaskan diri dari rangkulan cowok itu. Kedua temannya memandang dengan heran.
“Kamu kenapa sih? Hari ini kamu kok aneh banget?” tanya si cowok berkacamata. Haruno hanya diam seribu bahasa.
“Oh ya,” cowok yang berkacamata membuka pembicaraan lagi. “Jangan-jangan kamu berlatih untuk melepaskan diri dari pelukan Airin-chan kan?!” tebaknya.
‘Airin-chan?
Siapa dia?’ pikir Haruno. Si cowok berkacamata mendekatkan kepalanya di dekat
telinga Haruno.
“Sudah sedari tadi Airin-chan mondar-mandir mencari..,”
“Nishikawa-kun..!!!” ketiganya terkejut ketika melihat seorang gadis yang berlari sambil melambaikan tangan. Tanpa disangka, gadis itu langsung memeluk Haruno dengan erat. Mata Haruno langsung mendelik kaget. “Akhirnya kamu ketemu juga!”
Gadis itu
melepaskan pelukannya. Dia mengerutkan keningnya. Lalu berbalik ke arah kedua
cowok di belakangnya.
“Hidasu-kun dan Tanaka-kun, kenapa aku tidak merasa berdebar-debar ketika memeluk Nishikawa-kun? Sepertinya ada yang kurang dan mengganjal di dalam hatiku,” ucapnya dengan bingung.
Kedua orang itu terkekeh mendengar penuturan gadis berkuncir dua itu.
Cowok berkacamata yang dipanggil Tanaka-kun itu menepuk pundak Airin perlahan.
“Tahukah kamu? Nishikawa-kun itu sudah membuat tameng di tubuhnya agar kamu berhenti untuk merangkulnya seperti itu. Sebaiknya kamu belajar untuk berhenti mendapatkan hatinya.”
Hidasu juga
menganggukkan kepalanya.
“Bukankah masih ada aku, Airin-chan? Aku akan menerima pelukanmu secara sukarela,” sahutnya sambil melebarkan tangannya. Airin tidak menanggapinya. Gadis manis itu langsung menggamit lengan Haruno.
“Nggak! Pokoknya hatiku cuma untuk Nishikawa-kun seorang!”
Tak lama
bel-pun berbunyi. Tanaka segera mengajak Haruno untuk memasuki kelas. Namun
Airin tidak melepaskan lengannya. Maka dari itu, Haruno berjalan dengan langkah
diseret-seret.
‘Aku tidak
menyangka jika ada cewek aneh yang cinta mati pada Bugyamu. Kenapa Bugyamu
tidak pernah menceritakan hal ini padaku ya? Aku harap penyamaranku tidak
ketahuan dan dapat menjalankan peranku sesempurna mungkin. Aku memiliki misi
untuk memainkan peran dengan baik serta menyelidiki kehidupan Bugyamu. Yeah,
Haruno! Fighting!’
~To bE cOnTiNuEd
0 komentar:
Posting Komentar