![]() |
Airin-chan |
“Nishikawa-kun!”
Haruno yang baru saja melahap omelet langsung tersedak saat mendengar suara
seseorang yang tidak asing. Walaupun baru beberapa hari Haruno menyamar sebagai
adiknya, tetapi sekarang dia dapat dengan mudah menghafal orang-orang
disekitarnya. Gadis yang memanggilnya tadi berlari-lari kecil ke arahnya.
Haruno segera cepat tanggap menyingkirkan tangannya dari serbuan seorang gadis
yang hampir saja menggelayut di tangannya. Wajah gadis itu langsung cemberut.
Hal itu membuat Hidosu dan Tanaka tertawa hebat. Sementara Haruno melahap
omelet dengan cuek.
"Nishikawa-kun, kenapa sekarang kamu berubah?” tanya gadis itu. Haruno tetap memakan omeletnya tanpa berpaling.
“Wah, Airin-chan! Sudahlah. Kamu bisa berhenti mengejar-ngejar Bugyamu dan terimalah cinta dariku saja. Tanganku terbuka lebar untuk menerima cintamu,” rayu Hidosu di depannya. Airin bergidik ngeri mendengar perkataan Hidosu.
“Tidak bisa! Aku tidak bisa melupakan cinta pertamaku,” Airin melirik Haruno dengan pandangan mesra. Giliran Haruno yang bergidik ngeri.
“Airin-chan mau makan bersama kami?” tanya Tanaka sambil melahap omeletnya. Airin menggelengkan kepalanya.
“Aku kesini untuk mengembalikan saputangan milik orang tersayang.”
Haruno
berhenti makan. Dia merogoh kantung saku seragamnya dan saku celananya. Lalu
dia melihat saputangan yang diperlihatkan oleh Airin. Saputangan berwarna putih
yang dikenalnya.
“Airin-chan, apakah itu sapu tangan milikku?” tanyanya. Airin menganggukkan kepala.
“Sepulang sekolah kemarin, kamu tidak sengaja menjatuhkan saputangan ini,” ucapnya sembari membuka lipatan saputangan itu.
Haruno
semakin jelas ketika melihat rajutan huruf YS di sudut saputangan tersebut.
Tentu saja saputangan tersebut milik Yamada Shou yang sebelumnya dipinjamkan
padanya. Haruno hendak mengambil saputangan itu. Namun Airin mengangkat
saputangan itu ke atas. Haruno berdiri hendak meraihnya, namun Airin tetap
mempertahankannya. Gadis itu menyembunyikan saputangan di belakang tubuhnya.
“Airin, tolong kembalikan saputangan itu. Saputangan itu milik temanku.”
Airin
tertawa kecil. Dia tampak senang dapat menggoda Haruno. Lalu dia menunjukkan
pipi chubby-nya.
“Aku akan mengembalikan saputangan ini, tetapi kamu harus mencium pipiku dulu,” mendengar hal itu, Haruno segera mencium pipi gadis itu. Airin terkejut seketika.
Dia hanya bercanda. Tetapi cowok yang disukainya itu menciumnya begitu
saja. Begitu pula dengan Tanaka dan Hidosu. Mereka berdua terkejut dengan reaksi
Haruno. Karena saking kagetnya, Airin tidak sengaja menjatuhkan saputangan yang
dipegangnya. Haruno memungut saputangan tersebut dan menyimpannya di dalam saku
celana.
“Heh, Bugyamu! Kamu berani banget melakukan hal itu!” seru Tanaka dengan tatapan heran.
“Jadi kamu benar-benar menyukai Airin-chan??!” seru Hidosu juga. Dia merasa patah hati dalam sekejap. Haruno kembali memakan omeletnya. Sementara itu, Airin masih melongo. Lalu senyumnya sedikit mengembang. Dia mengusap-usap kedua pipinya sambil tetap tersenyum. Kedua teman Bugyamu terus melihat Airin yang berjalan meninggalkan mereka menuju pintu luar kantin.
“Airin-chan benar-benar melayang! Dia pasti sangat senang kamu cium seperti itu,” sahut Hidosu sedikit cemburu. Tanaka juga membenarkan perkataan Hidosu.
“Bugyamu, kamu benar-benar menyukainya? Jadi selama ini perasaan Airin-chan benar-benar terbalaskan?!” seru Tanaka hampir tidak percaya. Haruno menggelengkan kepalanya.
“Aku hanya mengambil barang yang bukan milikku. Aku akan segera mengembalikan sapu tangan ini kepada pemiliknya.”
Hidosu
menepuk meja kantin dengan keras. Haruno melihat Hidosu yang tengah berdiri
dengan wajah agak kesal.
“Kamu tau, Bugyamu? Airin-chan menyukaimu sejak kelas satu. Walaupun kita berbeda kelas dengannya, namun dia selalu mengekor padamu. Dia berharap cintanya dapat berbalas. Selama ini, walaupun kamu tidak menyukainya, namun aku salut padamu karena masih memperhatikan dan mengobrol dengannya. Kamu menghargainya. Tetapi aku tidak menyukai sikapmu yang akhir-akhir ini tampak berubah. Kamu cuek padanya. Kamu tidak memperhatikannya lagi.”
Haruno
tercengang mendengar perkataan Hidosu.
“Hidosu?” Haruno ikut berdiri dan mencoba berbicara dengannya. Dia tidak tahu bahwa perlakuannya terhadap Airin membuat Hidosu sakit hati.
“Kamu boleh tidak membalas cintanya, tetapi kamu jangan mempermainkan hatinya. Sekali lagi kamu berbuat seperti itu dan tidak menghormatinya, aku tidak segan-segan akan memukul wajahmu itu!” setelah mengatakan hal itu, Hidosu meninggalkan kedua temannya. Haruno sedikit merasa bersalah karena tidak sengaja telah membuat pertikaian antara Bugyamu dengan Hidosu. Kemudian matanya beralih pada Tanaka yang sedari tadi memandangnya.
“Aku tidak ingin membela siapapun. Tetapi aku merasa kamu juga sedikit keterlaluan. Aku harap kamu bisa meminta maaf pada Airin-chan. Aku akan menyusul Hidosu dulu.”
Haruno
melihat kepergiannya. Lalu tangannya sedikit bergetar. ‘Kenapa aku malah
membuat teman-teman Bugyamu menjauh? Aku benar-benar melakukan kesalahan yang
tidak termaafkan. Bugyamu, jika kamu mengetahui hal ini, apakah kamu akan
memarahiku juga? Apa yang harus aku lakukan?’
~To bE cOnTiNuEd
~To bE cOnTiNuEd
0 komentar:
Posting Komentar