Haruno dan Bugyamu Season II (Love Begin!) Eps. 2

Crazie 'n the gank




Sementara itu di lain sisi, Bugyamu sedang menjalani hukuman yang hampir sama dengan kakaknya. Meskipun hukuman yang dijalaninya masih lebih ringan daripada kakaknya, akan tetapi tetap saja Bugyamu tidak mampu menanggung malu. Pasalnya, banyak para siswa yang mengetahui kisah kebenaran dibalik pelanggaran yang didapatkan oleh Bugyamu hingga tersiar banyak kabar aneh mengenai Bugyamu yang hobi memakai baju perempuan.


‘Hik! Semua ini gara-gara onee-chan! Aku benar-benar membencinya!’ Bugyamu mewek ditengah-tengah kesibukannya merapikan buku-buku perpustakaan sebagai salah satu hukuman yang dijalaninya.

“Iih, jadi itu ya cowok yang menyamar di sekolah asrama wanita X?” terdengar suara seorang gadis dibelakangnya. Bugyamu langsung terpaku mendengarnya. Dia tidak mampu membalikkan badannya.

“Coba lihat lekuk tubuhnya. Benar-benar tampak seperti seorang gadis!”

“Uhmm, aku dengar katanya tingkah lakunya memang lemah-gemulai seperti seorang gadis.”

“Aku tidak pernah melihatnya menggoda seorang gadis.”

“Aah, apa jangan-jangan..,”


Bugyamu menutup mata rapat-rapat. Rasanya dia benar-benar ingin menangis. Akan tetapi dia tetap menahannya.


‘Semua itu tidak benar! Tidak..,’

“Hey, memangnya disini tempat untuk membicarakan orang lain?” Bugyamu mendengar suara Hidosu dibelakangnya.

“Bukankah perpustakaan itu tempat membaca ya?” kini dia juga mendengar suara Tanaka.


Bugyamu langsung berbalik. Dia melihat Hidosu dan Tanaka sedang melipat kedua tangan di depan dada. Mereka berdua berhadapan dengan tiga orang gadis yang sedari tadi membicarakannya di belakang.


“Kalian berdua siapa ya?” tanya salah satu gadis disana.


Temannya yang lain berbisik padanya. Lantas dia menganggukkan kepala berkali-kali. Gadis itu kembali menatap Hidosu dan Tanaka secara bergantian.


“Gomene, sepertinya kami sudah berbicara buruk tentang pacar kalian.”

“Pa.. pa.. pacar??!” seru Tanaka kaget. Ketiga gadis itu terkekeh.

“Lha iya kan? Kalian berdua yang kemana-mana selalu bertiga dengan Nishikawa-kun kan? Pasangan fenomenal di sekolah yang baru-baru ini terkenal dengan.. BL?”

“B.. B.. BL?” Tanaka mengulang pembicaraan mereka dengan nada terputus-putus.

“Iya. Boys-Lovers!”


Hidosu yang tidak mampu lagi membendung amarahnya, langsung maju beberapa langkah. Hal itu membuat ketiga gadis itu berhenti tertawa dan merasa takut dengan Hidosu.


“BL katamu??! Boys-Lovers?!!”


Bugyamu langsung memberanikan diri untuk menengahi mereka. Dia berdiri di tengah-tengah mereka dan meminta Hidosu untuk bersabar. Setelah Hidosu menarik nafas panjang, Bugyamu menatap tajam ketiga gadis tadi.


“Kalau di perpustakaan tidak boleh berisik. Apa aku harus melaporkan hal ini kepada penjaga perpustakaan?”

“A.. a.. ano..,” ketiga gadis tadi mulai tampak gugup. Mereka tidak menyangka kalau Bugyamu berani menatap mereka.

“Kalian boleh mengejek dan bergosip tentangku, tetapi jangan menjelek-jelekkan kedua sahabatku. Apa kalian mengenal mereka? Mengenalku? Tidak kan? Jadi tolong jangan berbicara sembarangan tentang kami,” desisnya.


Ketiga gadis tadi saling bertatapan. Lalu mereka pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.


“Wuih, kamu hebat sekali, Bugyamu!” Tanaka menepuk sahabatnya dengan perasaan kagum.

“Sebaiknya kalian menjauhiku saja. Semua ini demi kebaikan kalian.”

“Kenapa kamu bilang begitu?” Hidosu berjalan mendekatinya. “Tidak perduli apa kata orang, kita harus tetap bersama.”


Bugyamu melihat keyakinan di mata Hidosu dan Tanaka. Namun Bugyamu tidak mampu berpikir jernih. Rasanya dia ingin menghabiskan hari itu dengan menangis saja. Dia merasa kalau Hidosu dan Tanaka begitu memahami dirinya. Lantas bagaimana dengan kakaknya? Hari terakhir yang dia ingat saat kedua orang tua mengetahui kedok mereka dan memarahi keduanya, Haruno hanya membatu. Saat Bugyamu menatap kakaknya dengan penuh kekesalan, kakaknya malah memberikan senyuman yang tidak dia mengerti. Seakan-akan hal itu bukanlah masalah besar.

Bugyamu meninggalkan keduanya dengan kepala tertunduk. Tanaka menatap Hidosu dengan penuh tanda tanya. Hidosu hanya menggelengkan kepala sembari melihat sosok Bugyamu yang kian menjauh.


Bugyamu menangis di pojok belakang sekolah. Dia harap tidak ada yang mendengar suara tangisannya. Tidak lama kemudian, Bugyamu menghentikan tangisannya ketika mendengar suara beberapa langkah kaki. Dia menengok ke samping dan mendapati beberapa cowok sedang merokok. Bugyamu mengenal salah satu dari mereka yakni kak Crazie, kakak kelasnya yang terkenal nakal dan hobi berbuat ulah. Bugyamu merasa takut saat ia mengetahui berada di sarang singa.


‘Gawat. Aku harus kabur dari sini secepatnya. Karate-ku nggak bakalan mempan kalau berhadapan dengan Crazie-senpai.’


Bugyamu bersiap-siap untuk lari. Dalam hitungan satu, dua, tiga! Bugyamu lari dengan sekuat tenaga. Dia berharap dapat melewati gerombolan singa itu dengan mudahnya, tapi...


“Hey! Berhenti!” tubuh Bugyamu langsung kaku tatkala kak Crazie berteriak memanggilnya. Dia berbalik secara perlahan.

“H-halo semuanya. Apa kabar?” Bugyamu mencoba untuk tersenyum ramah.

“Kamu menghindari kami, hah?” tanya Crazie dengan wajah bengalnya. Kakak seniornya berjalan mendekatinya. Dia mengamati Bugyamu dengan seksama. “Wait, kamu.. lady boy itu ya??!”

‘HAH!’ Bugyamu langsung terkejut. Benar-benar terkejut dengan panggilan itu.

“Kamu kan yang menyamar jadi cewek di sekolah asrama putri ‘X’??!” Bugyamu menunduk ke bawah, tidak berani menatap Crazie. “Cepat JAWAB!”

“I.. iya, senpai!”

‘Dasar Bugyamu bego! Pasti sehabis ini aku bakalan dibully habis-habisan. Semua ini gara-gara onee-chan! Aku tidak akan pernah memaafkannya!’


Crazie dan teman-temannya bermain mata dan mengerubungi Bugyamu dengan tatapan tajam. Bugyamu menutup matanya rapat-rapat. Dia berharap waktu berjalan dengan cepat agar ia tidak merasakan kekerasan yang akan terjadi pada dirinya.


“Hey, kenapa malah nggak ajak-ajak kita sih?!”

“E-eh?”


Crazie menggoncang-goncangkan tubuh Bugyamu berkali-kali.


“Kalau mau berbuat hal yang menyenangkan seperti itu, seharusnya kamu mengajak kami dong! Wah, kami baru menyadari kalau di sekolah ini ada bakat terpendam pada seorang pelajar baik-baik sepertimu. Ternyata kamu tidak sebaik yang aku kira. Hahahaa,” Crazie dan kawan-kawannya tertawa bersama.


Sementara itu Bugyamu malah menggerutu di dalam hati, ‘Aku memang siswa baik-baik, senpai!’

Crazie menepuk bahu Bugyamu.


“Dengar, Lady Boy. Sekarang kamu bagian dari kami. Kalau ada masalah apapun, kamu jangan sungkan untuk memberitahuku, okay?! Aku akan bersedia membantumu tanpa pamrih.”

“HAH!” Bugyamu tidak mampu berkata-kata. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya dia bisa mendapatkan perhatian Crazie-senpai dengan kesan yang baik dimatanya.
“Jadi kita berteman, okay! Kita semua bersaudara. Jadi jangan takut!”
“A-arigatoo gozaimasu, Crazie-senpai!” Bugyamu membungkukkan badannya. Diam-diam dia merasa lega karena dugaannya salah besar. Dia malah tidak menyangka bisa berteman baik dengan seseorang yang ditakuti para siswa satu sekolah.


Bugyamu merasakan kehidupannya yang sedikit demi sedikit berubah drastis dan berbeda dengan kesehariannya yang membosankan. Entah itu berkat pertukarannya dengan kak Haruno atau bukan, kini Bugyamu berjanji di hati yang terdalam kalau ia tidak akan cepat mengambil kesimpulan hanya untuk menyalahkan dan membenci kakaknya. Karena dia yakin, Kak Haruno menyayanginya, tidak selalu salah dan menyebalkan, serta akan selalu memberikan yang terbaik untuknya. Karena kak Haruno adalah saudaranya. Dan saudara tidak akan menempatkan sesuatu yang buruk kepada saudaranya yang lain.




~To be continued

0 komentar: