Rabu, 11 Desember 2019

Haruno dan Bugyamu Season II (Love Begin!) Eps. 8


Hasil gambar untuk cowok anime jahat
HARUGA SADAO


Para siswi Sekolah Asrama putri Kachinoka yang mengikuti ekstrakurikuler karate sedang berlatih di Gedung olah raga bersama dengan Yamada Shou, pelatih kami. Sebelum dan sesudah latihan, mereka diajarkan untuk membiasakan diri mengucapkan sumpah karate. Kak Shou mengatakan bahwa hal sumpah karate sudah menjadi suatu tradisi.
“Terdapat banyak makna yang terkandung di dalamnya. Seorang karateka harus sanggup memelihara kepribadian, menjaga sopan santun, mampu menguasai diri, patuh pada kejujuran, dan mempertinggi prestasi,” jelasnya.

Alba mengangkat tangannya.
“Ya?”
“Apakah sabuk karate yang berwarna-warni itu juga terdapat makna di dalamnya, kak?” tanya Alba dengan ekspresi serius. Kak Shou menganggukkan kepalanya.
“Betul sekali. Kita dapat membedakan peringkat atribut berdasarkan warna pada sabuk karate. Warna putih yang kalian kenakan termasuk peringkat dasar yang melambangkan kemurnian dan kesucian. Lalu ada sabuk kuning yang melambangkan matahari dimana karateka telah memahami semangat karate. Sabuk hijau melambangkan warna rumput dan pepohonan yang artinya karateka sudah harus bisa menggali dan semakin memahami karate dengan menunjukkan jiwa semangat serta teknik Gerakan yang ia tunjukkan. Sabuk biru melambangkan samudera dan langit yang artinya karateka sudah bisa berpikir bahwa terdapat manfaat dalam latihan yang ia jalani selama ini. Sabuk cokelat melambangkan tanah yang artinya seorang karateka sudah harus bisa memiliki kestabilan sikap dan bersifat melindungi para juniornya. Terakhir, Sabuk hitam melambangkan keteguhan dan sikap Percaya diri yang didasarkan pada nilai kebaikan secara luas.”

Baik Alba maupun siswi lainnya melihat kak Shou dengan tatapan berbinar. Bisa dilihat betapa mereka mengagumi pelatih karate itu. ‘Kalau diingat-ingat lagi, kak Shou sama sekali tidak menyadari bahwa akulah yang bersama kak Shou pada hari itu. Iya, hari dimana aku menjalani hari-hari menjadi Bugyamu. Hari dimana kak Shou menyatakan perasaannya padaku dalam wujud laki-laki.Gyaaa… memalukan sekali diriku ini!’ Haruno sibuk memikirkan dirinya sendiri.

‘Sebelum latihan dimulai, kak Shou mengira kalau aku mengetahui semua tentangnya melalui Bugyamu. Aku pun hanya membalasnya dengan senyum tanpa berkata-kata. Aaargh!!! Mengingat hal itu kembali membuat pikiranku semakin kacau!!!’ Haruno memelototkan matanya ke arah Shou. Karena merasa dilihat dengan tajam, Shou langsung melihat ke arahnya secepat mata elang. Mereka saling berpandangan. Haruno merasa salah tingkah. Dia segera menunduk dan terbatuk-batuk.

‘Aku harus kembali menata pikiranku sebaik mungkin. Tarik nafas.. hembuskan.’ Matanya mengarah kembali kepada kak Shou.
“Baiklah. Karena sudah tidak ada yang bertanya lagi, mari kita mulai latihan peregangan tubuh selama lima belas menit.”
***
“Haruga Sadao,” Bugyamu menyapa seorang pemuda yang berjalan di depannya. Langkah pemuda itu terhenti. Ia tersenyum sebelum membalikkan tubuhnya di hadapan Bugyamu. Keduanya saling menatap dengan tatapan tajam.
“Oh, hai. Sudah lama tidak berjumpa, Nishikawa Bugyamu. Masih terlibat skandal?” sindirnya. Bugyamu berusaha menahan amarahnya. Lantas ia tersenyum kecil.
“Bagaimana denganmu? Masih bernama Haruka? Atau Haruga? Aku bingung dengan identitasmu.”

Pemuda bernama Haruga Sadao itu menggeretakkan giginya.
“Setidaknya aku tidak pernah memakai baju perempuan tahu!”
“Jaga bicaramu!” Bugyamu sudah tidak tahan ingin menghantam pemuda itu. Namun mengingat hukuman yang sedang ia jalani, ia menurunkan tangannya kembali. “Aku menemuimu untuk berbicara baik-baik.”
“Boleh.”
“Apa kamu yang menyuruh Airin-chan berbohong?”
“Tidak,” jawabnya mantap. Bugyamu menyipitkan kedua matanya. Ia sama sekali tidak bisa mempercayai kata-kata Haruga. Walaupun Haruga berkata tidak, namun kelopak mata kanannya cedutan. Dulu Bugyamu pernah berteman dekat dengan Haruga dan sepanjang ia mengenal Haruga, kelopak mata kanannya akan cedutan apabila ia sedang berbohong.
“Mata kananmu cedutan lagi, bodoh,” ucap Bugyamu menahan geli. Haruga menutup mata kanannya dengan kebingungan. Lantas ia menepuk Pundak Bugyamu.
“Aha! Aku ketahuan,” serunya sembari tertawa renyah. Bugyamu tidak habis piker bahwa ia bisa berbicara lagi dengan Haruga seperti dulu. Sudah lama Bugyamu tidak berbicara santai dengannya. “Kalau tidak ada yang perlu dibicarakan..,”
“Jangan bilang kalau kamu juga yang menyebarkan skandal bodohku itu ya, hahaha,” Bugyamu mencoba untuk bercanda dengan Haruga. Ia berniat untuk berbaikan kembali pula dengannya. Haruga juga tertawa dengan Bugyamu. Namun kesenangan itu hanya sesaat. Karena Bugyamu menemukan kenyataan bahwa kelopak mata sebelah kanan Haruga cedutan kembali. Tawa Bugyamu langsung terhenti.
“SADAO, KAMU..??!!!!” Bugyamu menarik kerah seragam Haruga dengan kasar.
“Sekarang kamu tahu rasanya dipermalukan, bukan?” Haruga melepas tangan Bugyamu yang semula menarik kerahnya.
“Apa..?”
“Setidaknya kak Shou juga harus tahu dong,” ucapan sinis Haruga membuat Bugyamu melihatnya dengan wajah pucat. Haruga melambaikan tangannya di depan wajah Bugyamu sebelum pergi. “Sampai jumpa lagi, Nishikawa Bugyamu.”



TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar